Wanita Bertopeng
Bunga melati yang dironce
dikalungkan dileher dan keris, penuh
kebahagiaan dan senyum karena hari ini adalah hari bahagia untuk Amanda anak
tunggal dari wanita 30 tahun. Lagu-lagu jawa dan tari gambyong yang menambah
meriahnya acara. Wajah wanita itu amat jelas berseri dan tak mampu ia
membendung air mata bak bintang venus di antara binang-bintang. Sehari pesta
berlangsung dan kini masih tersisa makanan pesanan hampir 1 mobil, tapi apalah
peduli yang penting semua lancar.( batin wanita tersebut)
Sesampai di rumah Amanda dan
suami berpamitan untuk membangun negara sendiri atau kata lainnya pindah rumah.
Dengan berat hati ibundanya melepas dan mengizinkan. Semua berubah dalam rumah,
wanita itu kesepian dan tak ada semangat untuk bersosialisasi dengan tetangga,
ia mulai menjauh dan mengasingkan diri dari lingkungan sekitar. Hanya sinetron
yang menemani hari-harinya. Menjadi
seorang ibu rumah tangga yang terbiasa tinggal di kota dan kini ia terdampar
dalam lingkungan primitif tak tau teknologi. Amatlah susah dalam hati tak mampu
menerima ditinggal anak satu-satunya dan harus tinggal di desa kumuh dan jauh dari peradaban.
Pagi ini amatlah cerah burung
bernyanyi-nyanyi dan matahari tersenyum lebar.
Tok tok tok .... permisi buk..
datang ibu RT yang bermaksud untuk memberikan info untuk acara lingungan.
“Iya sebentar....” wanita itupun
menjawab sembari membuka pintu rumah, senyum lebar dan persilahan untuk masuk
yang terurai.
“Gini buk minggu depan desa kita
ada acara refreshing di tempat pantai, untuk biaya satu orang Rp. 30.000 itu
sudah transport dan makan siang, nanti kita kumpul di Balai jam 09.00 WIB lalu
berangkat”. Jelas ibu RT dengan jelas dan runtut.
“Waah buk sebenarnya saya mau
saja ikut tapi saya ada acara tanggal itu jadi maaf ya buk” ucap wanita dengan
lembut dan penuh penyesalan.
“oh yauda tak apa buk... ya sudah
buk saya mohon pamit dulu”.
Ibu RT yang beranjak dari rumah
wanita itu menuju pulang, sosoknya yang semakin jauh menghilang kemudian wanita
itu masuk rumah dan menemui Ira saudara yang tinggal rumahnya karena sekolah di
dekat rumah wanita tersebut.
“ ra... tau ga tadi bu RT dateng
gayanya ajakin refreshing, halah cuma ke pantai aku si males banget, dan
kebetulan ada acara pas waktu itu.. halah toh tu biaya juga cuma ambil kas dan
yang ga berangkat juga kasih uang untuk biaya mereka, apa apaan coba mau ada
acara tapi uang aja ga ada dan cuma ngarepin sumbangan dari pendatang doang”
(ucap wanita dengan sengit)
Tanpa menjawab apapun Ira hanya
tersenyum sebagai bentuk penghormatan untuk saudaranya. Tak tau apa yang
difikirkan saudaranya, Ira dengan jelas melihat ekspresi yang amat menyesal di
depan bu RT karena tak bisa ikut namun ternyata ia malah mengejek. Ira hanya
mengelus dada dan istigfar.
Waktu berputar memberikan cerita
kuliah Ira. Seorang mahasiswa Prodi kesejahteraan sosial di daerah Banten yang
berjuang merantau dan hidup bersama saudara yang butuh kebahagiaan. Sama sekali
tak menyangka saudaranya hobi cerita dongeng ala sinetron yang bikin nambah
dosa, alias gosipin orang. Tapi Ira tak ambil pusing hanya fokus kuliah yang ia
fikir tak lain. Hari ini Ira masuk kuliah dan ia pulang jam 16.00 WIB, tak
disangka sama sekali Amanda chat Ira.
“ Ira kamu kapan pindah rencana
aku mau pulang karena program hamil, biar pas maksdnya”. (ucap Amanda dengan
agak aneh).
Sama sekali Ira tak faham apa
maksud dari chat Amanda. Apakah ia menyuruhku pindah? Bukannya saudaraku minta
aku untuk tetap di sana?. (penuh tanya dalam pikiran Ira, namun ia tetap usaha
menolak pikiran negatif pada Amanda).
“maksudnya kapan aku pindah dari
rumahnya mbak gitu? Ya mbak nanti aku musyawarahkan dulu”(jawab Ira melalui
media sosial)
Ira teramat bingung akan
perkataan Amanda, apa yang sebenarnya yang akan ada,. Mendung yang tergambar di
wajah Ira yang amat terbebani oleh kata-kata yang aneh dan gajelas. Sesampai di
rumah Ira hanya seperti biasa berusaha menutupi dan menganggap tak ada badai
yang usai melanda. Wanita itupun tanpa kata sedikitpun yang mencuat membahas
tentang rencana Amanda. Dia hanya bercerita tentang lomba desa yang diadakan
tadi pagi dan keanehan ynag terjadi. Menceritakan kejelekan tetangga yang ia
ektingkan dengan keramahan. Wanita bertopeng ketika bertatapan seperti tak ada
masalah apapun namun dalam hati ia mulai merekam dan merangkai kata yang runtut
tentang kejelekan orang tersebut untuk mengisi bicara dengan orang lain. Bukan
sekali dua kali dan bukan tetangga namun siapa saja.
Tuhan... apa yang bisa ku lakukan
sekarang,,, tak ada keraguan terhadap firmanmu, bahwa setelah kesulitan ada
kemudahan,, biaya menambah dan aku tak punya penghasilan... Kata singkat dalam
diary Ira malam itu tak tau apa yang bisa ia lakukan. Tiada kuasa air menetes
hingga membawanya dalam tidur. Orang tua Ira adalah seorang petani Ibunya
sedang sakit dan ia kini akan lebih membebankan.
Seperti biasa pagi menyambut
matahari pun tak enggan unuk meyinari dunia. Tiba-tiba tanpa berita Amanda
datang untuk pindah hari itu juga. Mobil jaz dan perabotan yang diusung.
“Selamat pagi ma, aku pindah
sekarang ya ma, itu perabotan semua udah kebawa.....”.ucap Amanda dengan
semangat.
Teramat kaget Ira, ia belum sama
sekali mendapat tempat tinggal dan Amanda tiba-tiba datang. Tanpa basa-basi
semua perabotan penuh masuk dalam kamar Ira. Ira hanya diam di depan pintu, ia
tak tau harus bagaimana.
“Ira maaf hari ini kamu bisa
lekas pindah kan? Ini mbak juga ga tau kalau mau tiba-tiba gini”.( Ucap wanita
itu dengan penuh sesal).
“iya mbak”. Kata singkat dari Ira
karena ia tak kuasa untuk menyusun kata lebih panjang, ia tetap mengontrol diri
untuk tetap seperti biasa.
Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB,
Ira harus siap-siap untuk kuliah, selesai membereskan barang ia kemdian mandi
dan pergi ke kampus,,, Ira mulai memutar otak kemana ia harus pergi.. pulang
ataukah kos. Akhirnya Ira memutuskan untuk pulang ke kampung sebelah sebelum
mendapatkan kos.
“loh kok kamu pulang bawa
kegituan eh Ra?”. (tanya Ibunda Ira dengan kaget)
Begitu panjang Ira menceritakan
persoalan yang ada intinya ia pindah karena Amanda pulang ke rumah ibundanya.
Ibunda Ira berusaha menguatkan Ira dan memberikan semangat.
“tak apa nak, nanti kita cari kos
aja udah bisa kan..”.(jawab Ibunda pada Ira sembari memeluk ira yang sedang
menangis tak karuan)
“maafin Ira buk,. Semakin nambah
beban Ibuk” (ucap Ira sambil sesak menangis)
“tak apa nak, terpenting kamu
kuliah yang bener, kamu harapan ibuk, kamu kebanggaan ibuk,,”
Semakin erat Ira memeluk
Ibundanya dan mulai saat itulah ia berjanji untuk membahagiakan Ibundanya dan sukses
bagaimanapun rintangan yang ada. Ternyata tak sampai 1 bulan Allah memberikan
jalan untuk Ira, ia mendapat kos yang cukup murah dan sekaligus mendapat
pekerjaan untuk les privat.
Sebulan telah berjalan.. semakin
semangat Ira kuliah dan ia mulai mengajukan beasiswa. IPKnya pun cukup
membanggakan yaitu 3,9 hampir dapet sempurna. Alhamdulillah kemudahan yang di
dapati Ira, peristiwa masa lalu sudah ia lupakan begitu saja dan bahkan ia
bermaksud untuk mengnjungi rumahnya. Buah dan roti yang kini ia bawa sebagai
buah tangan menuju rumah Amanda. Al hasil sesampai di sana ia mendapati Nova tinggal
di rumah wanita tersebut, Nova adalah saudara Ira yang baru saja lulus SMK.
Wanita itupun menceritakan jika ia sengaja mengusir Ira dan Amanda yang tinggal
di rumah bukan alasannya, ia hanya tak suka dengan Ira karena ia ga bisa di
ajak gosip itu salah satu alasannya. Ira tak kuasa mendengar semua kemudian ia
memutuskan untuk pulang ke kos dan tidak jadi berkunjung.
“ibuk ternyata aku di usir bukan
karena Amanda pulang namun karena ada persoalan lain”.(ucap Ira dalam tangis).
Ibundanya memluk dengan
memberikan hiburan yang baik dan meminta untuk tidak berfikir buruk tentang
wanita itu.
Selepas itu Ira membuat sebuah
cerpen dengan judul wanita bertopeng yang menceritakan perjalanan hidupnya
kemudia ia posting dalam web.
Klunting.....” Ra aku mau ketemu
kamu sekarang di rumahku, kamu bisa kkan?”. (chat Amanda dengan singkat).
Ira sama sekali tak tau maksud
untuk bertemu ia hanya menjawab (iya) untuk chat Amanda pagi itu.
Jam 10.00 WIB Ira pergi ke rumah
Amanda untuk menemuinya.Tiba-tiba sampai di sana wanita itu meminta maaf pada
Ira atas sikap yang ia lakukan. Namun, Ira sama sekali ta faham atas permintaan
maaf tersebut.
“ maaf ini kenapa to?”.(tanya Ira
amat penasaran).
“Ra aku dan Ibuku minta maaf atas
perbuatan kami, tanpa kami jawab kebenarannya cerpen kamu itu sudah cukup
menjawab”.(jawab Amanda)
“maaf aku tak bermaksud untuk
seperti itu”.
“enggak Ira ini salah kami, kami
minta maaf”.(ucap Amanda sembari menangis tersedu-sedu).
“sudah mbak aku sudah memaafkan
semua itu”.(jawab Ira sambil tersenyum)
Dari situ mereka sadar bahwa
mereka amat keterlaluan dan ingin memperbaiki hubungan persaudaraan dengan Ira.